Cerpen: Fery Heriyanto
Ramadhan baru satu hari, tapi, dua anak Kak Pah sudah minta dibelikan baju Lebaran.
Kata mereka, teman-temannya sudah dibelikan baju Lebaran oleh orang tuanya. Bagus-bagus! Mereka juga pengen dibelikan baju kayak teman-temannya itu.
"Mak, Shanti sudah dibelikan baju Lebaran oleh Mamanya. Awak juga ya, Mak. Baju awak kayak punya Shanti ya," ucap Fitri, anak sulungnya.
"Awak juga ya, Mak. Awak pengen baju seperti baju Irfan ya, Mak. Kemarin, dia kasih tunjuk. Bagus bajunya, Mak," timpal Rico, anaknya yang laki-laki.
"Kapan kita pergi belinya, Mak?" tanya mereka lagi.
"Ya, sabar ya. Mak cari duitnya dulu. Pokoknya, anak-anak Mak Lebaran nanti pakai baju baru. Mak janji," balas sang ibu meyakinkan sepasang anaknya yang masih kelas 3 dan 1 SD itu.
"Hore...kita dapat baju baru! Kita Lebaran...!" sorak mereka.
**
Permintaan anak-anaknya itu telah mengganggu pikiran Kak Pah. Soalnya, penghasilannya dari menjual kue hanya cukup untuk makan mereka bertiga.
Jika pun ada lebih, akan dibayar untuk nyicil utang dan membayar kontrakan. Sementara baju yang diminta buah hatinya itu terbilang mahal.
Rasanya, tidak mungkin membelikan baju sama seperti kawan-kawan anaknya yang orang tua mereka berduit. Namun, Kak Pah ingin mewujudkan keinginan sepasang anaknya itu.
"Bu Clara, kira-kira baju anak-anak yang seperti ini berapa ya?" tanya Kak Pah menunjuk baju yang diinginkan anaknya.
"Kalo bajunya saja Rp240 ribu. Jika sekalian dengan celananya Rp400 ribu," jawab Bu Clara, yang biasa menjual baju kredit pada warga sekitar lingkungan mereka.
Artikel Terkait
Tanah Itu Membatu
Nasi Padang
"Cinta yang Mungkin Ada"
MengingatNya
"Mumpung Harganya masih Murah"
Si Karengkang
Dalam Keheningan
Rindu Rumah Ibu
Sesudah Salam dan Setelah Berbuka
Puisi yang Disempurnakan
Talbiyah Mak Ijah
Mut
Awet
Merantau