Permintaan anak-anaknya itu telah mengganggu pikiran Kak Pah. Soalnya, penghasilannya dari menjual kue hanya cukup untuk makan mereka bertiga.
Jika pun ada lebih, akan dibayar untuk nyicil utang dan membayar kontrakan. Sementara baju yang diminta buah hatinya itu terbilang mahal.
Rasanya, tidak mungkin membelikan baju sama seperti kawan-kawan anaknya yang orang tua mereka berduit. Namun, Kak Pah ingin mewujudkan keinginan sepasang anaknya itu.
"Bu Clara, kira-kira baju anak-anak yang seperti ini berapa ya?" tanya Kak Pah menunjuk baju yang diinginkan anaknya.
"Kalo bajunya saja Rp240 ribu. Jika sekalian dengan celananya Rp400 ribu," jawab Bu Clara, yang biasa menjual baju kredit pada warga sekitar lingkungan mereka.
"O..kalau kreditnya berapa ya, Bu?" tanyanya lagi.
"Untuk Kak Pah saya berikan harga tetap. Bisa nyicil empat kali," jawabnya.
"Oya? Lima kali boleh nggak ya, Bu?" tanyanya agak pelan.
"Bolehlah... Nanti saya pesan dulu untuk Kak Pah ya," jawab Bu Clara.
"Baik, Bu..aduh, terima kasih banyak ya, Bu," balasnya dengan wajah gembira.
Artikel Terkait
Tanah Itu Membatu
Nasi Padang
"Cinta yang Mungkin Ada"
MengingatNya
"Mumpung Harganya masih Murah"
Si Karengkang
Dalam Keheningan
Rindu Rumah Ibu
Sesudah Salam dan Setelah Berbuka
Puisi yang Disempurnakan
Talbiyah Mak Ijah
Mut
Awet
Merantau