Sejenak Bu Badri terdiam.
"Apa bisa dia membeli baju mahal ini?" ujar Bu Badri beberapa saat kemudian.
"Saya kasih kredit."
"Iya...Walaupun kredit, ini kan cukup mahal."
"Saya rasa dia sanggup lah...," kata Bu Clara.
Bu Badri kembali diam sejenak seraya melihat-lihat baju pesanan anak-anak Kak Pah itu.
"Bu Clara, maaf ni. Setahu saya, sampai sekarang dia masih membayar utang-utangnya."
"Lalu kenapa?"
"Saya khawatir, dia tak sanggup bayar kredit baju ini. Soalnya, untuk hidup sehari-hari saja dia agak berat. Saya dengar, dia juga punya utang di kedai Mbak Ras. Juga ada utang sama Bu Jum. Nambah pula kredit ini."
"Untuk anak-anaknya kan tidak meski yang mahal seperti ini juga. Yang lain kan banyak," tambahnya lagi.
Artikel Terkait
Tanah Itu Membatu
Nasi Padang
"Cinta yang Mungkin Ada"
MengingatNya
"Mumpung Harganya masih Murah"
Si Karengkang
Dalam Keheningan
Rindu Rumah Ibu
Sesudah Salam dan Setelah Berbuka
Puisi yang Disempurnakan
Talbiyah Mak Ijah
Mut
Awet
Merantau