Oleh: Yustika Sari, Mahasiswa Tadris Bahasa Indonesia FITK ,UIN SU, Medan
Bahasa adalah alat komunikasi manusia. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer, yang digunakan oleh anggota suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasikan diri.
Bahasa dari bahasa Sanskerta bahasa ialah kapasitas khusus yang ada pada manusia untuk dapat memperoleh serta menggunakan sistem komunikasi yang kompleks, serta sebuah bahasa adalah contoh spesifik dari sistem tersebut. Bahasa menjadi alat komunikasi manusia dalam berinteraksi, karena fungsi utama bahasa adalah sebagai alat komunikasi antar manusia.
Bahasa sangat melekat terhadap manusia, tanpa bahasa manusia sulit untuk berinteraksi. Bahasa merupakan kemampuan untuk menggunakan semua keterampilan berbahasa manusia untuk berekspresi, dari cara berbahasa juga kita dapat menilai atau mengenali karakter seseorang. Secara tidak langsung bahasa dapat mencerminkan diri seseorang melalui caranya dalam menggunakan sebuah bahasa.
Pemerolehan bahasa adalah proses dimana manusia memperoleh kemampuan untuk memahami bahasa, serta menghasilkan atau menggunakan kata-kata dan kalimat untuk berkomunikasi.
Salah satu aspek penting dalam perkembangan anak adalah aspek perkembangan bahasa. Anak memperoleh bahasa pertama kali berasal dari kedua orang tuanya. Peran orang tua sangat penting dalam kemampuan anak dalam berbahasa. Orang tua merupakan lingkungan sosial dan sumber bahasa pertama bagi anak di awal kehidupannya.
Komunikasi antara orang tua dan anak dapat mempengaruhi perkembangan bahasa dan perilaku anak. Oleh sebab itu, diharapkan agar orang tua untuk dapat menstimulasi anak untuk berkomunikasi dan memproduksi bahasa.
Bahasa yang digunakan orang tua dapat menjadi indikator penting bagi pengembangan bahasa anak, karena anak akan belajar dari apa yang ia lihat dan ia dengar. Keterampilan berbahasa telah terbukti dipengaruhi oleh peluang yang diberikan orang tua untuk pengalaman bahasa melalui interaksi anak dengan orang tua.
Orang tua sebagai pendidik di rumah sudah semestinya memberikan contoh yang baik kepada anak-anaknya dengan memilih dan menggunakan bahasa yang baik pula. Selain menjadi contoh kepada anak orang tua juga dapat berbicara dengan bahasa yang anak pahami, tunjukkan sikap positif terhadap anak baik lewat lisan atau pun perbuatan, dan menjaga komunikasi yang baik dengan anak.
Menurut Yusuf (2004: 120-122), ada beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan bahasa anak yang salah satunya adalah faktor hubungan keluarga. Kedekatan anak dengan orang tua atau keluarga sangat menentukan kualitas perkembangan bahasa anak.
Ketika keluarga memberikan kasih sayang yang cukup dan anak merasa senang atau nyaman dalam lingkungan tersebut, maka komunikasi akan sering terjalin dan anak akan mencapai kelancaran berbahasa lebih cepat. Sebaliknya, jika hubungan anak dan orang tua atau keluarga kurang dekat atau kurang sehat, maka anak akan sering mengalami problem seperti lambat bicaranya, gagap, kata-katanya tidak jelas, serta malu atau bahkan takut untuk berkomunikasi meskipun itu dengan keluarga sendiri.
Anak melatih keterampilan bahasa dan komunikasi secara langsung dari ibu dan ayahnya. Dengan demikian, perkembangan yang dialami anak bukan saja pada aspek bahasa tetapi juga berbagai macam perilaku yang mengiringi bahasa dalam berkomunikasi.
Orang tua harus mengajarkan untuk menggunakan bahasa yang baik saat berkomunikasi sedari dini. Seperti membiasakan untuk mengatakan kata terima kasih saat mendapatkan bantuan ataupun pemberian dari orang lain, menggunakan kata maaf ketika melakukan sesuatu yang salah baik yang disengaja ataupun tidak dan menggunakan kata tolong saat meminta bantuan dari orang lain.
Kata-kata yang sederhana ini dapat memberikan dampak pisitif terhadap anak dan mengajarkan anak untuk dapat selalu menggunakan bahasa yang baik dan sopan.
Kualitas bahasa yang digunakan orang tua berinteraksi di rumah berpengaruh bagi perkembangan bahasa anak-anak mereka, mengingat anak-anak menghabiskan lebih banyak waktu di rumah. Cara keluarga terlibat dan mengikutsertakan anak-anak dalam praktik keluarga sehari-hari mempengaruhi perkembangan perilaku dan bahasa anak-anak mereka.
Wood dan Zoo (2013) pola asuh merupakan pola interaksi antara orang tua dan anak yaitu bagaimana cara, sikap, atau perilaku orang tua saat berinteraksi dengan anak termasuk cara penerapan aturan, mengajarkan nilai/norma, memberikan perhatian dan kasih sayang serta menunjukkan sikap dan perilaku baik sehingga dijadikan panutan/contoh bagi anaknya.
Pola asuh orang tua merupakan hal yang paling penting dalam perkembangan bahasa anak, namun tidak menutup kemungkinan anak akan dipengaruhi oleh lingkungan sekitar dalam berbahasa. Disinilah tugas orang tua yang harus memberikan pengetahuan akan bahasa yang baik dan tidak baik untuk digunakan.
Ada beberapa langkah yang dapat dilaksanakan oleh orang tua dalam perannya mendidik anak, diantaranya :
Pertama, orang tua sebagai panutan: anak selalu bercermin dan bersandar pada lingkungan terdekat, terutama orang tua. Orang tua harus memberikan teladan yang baik dalam segala aktivitasnya dan menggunakan bahasa yang baik kepada anak, jika anak dididik dengan baik maka akan semakin baik pula pembawaan anak tersebut.
Kedua, orang tua sebagai motivator anak: anak akan memiliki prestasi yang memuaskan apabila diberikan motivasi dalam bentuk dorongan, pemberian penghargaan serta hadiah.
Ketiga, banyak berinetraksi dan berkomunikasi kepada anak: Dampak jarangnya orang tua berkomunikasi dengan anak juga akan terasa pada perkembangan kemampuan komunikasi dan sosial anak.
Artikel Terkait
Sarok
Sedikit Bakti Ananda
Si Karengkang
Talbiyah Mak Ijah
Merantau
Lebaran di Kepala
Sastra dan Perkembangan Masa Kini