Keempat, orang tua sebagai fasilitator anak: setiap fasilitas yang diberikan orang tua akan mendukung pendidikan anak, namun bukan berarti orang tua harus memaksakan diri untuk memberikan fasilitas yang diluar kemampuan orang tua.
Kelima, tunjukkan sikap respect kepada anak, jangan langsung memvonis dan melebih-lebihkan kesalahan mereka, perlakukan mereka dengan penuh simpati dan cinta.
Anak-anak seperti sebuah cermin yang memantulkan gambar dari apa yang terjadi di sekitar mereka. Selain berbagi kesamaan genetik dengan orang tua, anak-anak juga mencerminkan gerakan, bahasa, dan minat orang dewasa dalam kehidupan mereka.
Perlu diingat bahwa perilaku dan kebiasaan yang dipaparkan pada anak sejak usia dini bisa menjadi perilaku dan kebiasaan yang mereka bawa hingga dewasa nanti. Orang tua wajib mendengarkan hal-hal yang baik kepada anak agar dalam berbahasa anak berkembang dengan tahapan usianya.
Sejak dini, anak harus diajarkan menggunakan bahasa yang baik dan tepat agar dapat berkomunikasi dengan baik terhadap orang lain dan menghasilkan kesuksesan dalam berbahasa di masa dewasanya.
Komunikasi dalam keluarga menjadi faktor penting dalam menentukan baik buruknya anak. Orang tua yang menggunakan bahasa yang baik saat berkomunikasi member dampak positif dan akan menjadi contoh yang baik untuk anak-anaknya.
Sedangkan orang tua yang tidak menerapkan bahasa yang baik saat berkomunikasi atau jarang berkomunikasi kepada anak member dampak buruk terhadap anak, anak akan cenderung berperilaku agresif verbal seperti komunikasi tidak terbuka, komunikasi mengabaikan, komunikasi otoriter, komunikasi satu arah dan tanpa ada komunikasi, dan jenis komunikasi satu arah memiliki tingkat agresif verbal anak yang lebih tiggi dari jenis komunikasi lainnya. ***
Artikel Terkait
Sarok
Sedikit Bakti Ananda
Si Karengkang
Talbiyah Mak Ijah
Merantau
Lebaran di Kepala
Sastra dan Perkembangan Masa Kini