Awet

- Selasa, 30 November 2021 | 14:37 WIB
Fery Heriyanto. (istimewa)
Fery Heriyanto. (istimewa)

Oleh: Fery Heriyanto

Ketika beberapa sahabat berkunjung ke kediamannya, alangkah terkejutnya mereka. Pasalnya, saat tiba, bentuk rumah type 45/104 itu tidak berubah. Masih standar. Sementara, hampir semua properti di komplek perumahan itu sudah direnovasi bergaya modern.

Di teras rumah tampak sepeda motor masih terlihat bagus walau usianya sudah lebih seperempat abad. Lalu, ketika masuk ke rumah, semua perabotnya tidak berubah. Masih yang dulu. Bentuk dan posisi interior pun tidak mengalami pergantian.

Begitu pula dengan atribut yang lain, seperti gorden pintu dan jendela, foto-foto serta pajangan di dinding, dan lainnya. Yang berubah hanya warna cat depan rumah, namun tidak mencolok.

Lalu ada tambahan sedikit ruangan dekat jemuran kain yang digunakan untuk menarok buku-buku, koran, dan barang-barang lama. Tapi semuanya tersusun rapi dan bersih.

"Saya bagaikan kembali ke 22 tahun lalu!" ucap salah seorang dari mereka.

"Ya, pertama kali saya kemari dan sering nginap disini, kondisinya seperti ini. Sekarang suasananya masih seperti dulu. Tetap sama!" ujar yang lain.

"Ini meja yang kita beli di toko seken itu kan?!" tanya seorang dari mereka menunjuk meja makan bundar di sudut rumah.

"Ini tengok! Sepatu saat pertama kerja masih ada! Ini lagi! Ini rak TV yang kita beli di pasar sore itu kan?!" ucap yang lain.

"Wah...wah...semua masih seperti dulu!" ucap mereka sambil melihat-lihat kamar yang ada dan setiap sudut rumah.

Rumah tersebut merupakan tempat tinggal mereka ketika masih lajang dahulu. Mereka menyewa rumah itu bersama-sama.

Seiring perjalanan waktu, tiap-tiap mereka dibawa peruntungan masing-masing. Sampai suatu waktu, pemilik rumah itu menjual rumah tersebut. Dan salah seorang dari mereka yang membelinya.

Mereka yang silaturrahmi itu bagai mengulang memori ketika masih muda-muda dulu. Impresi seru silih berganti dituturkan. Ada kisah ceria, penat, sedih, dan bahagia yang dibagikan lagi sambil menyeruput kopi dari cangkir jadul yang dulu juga mereka gunakan.

"Luar biasa sahabat kita ini menjaga sejarah!" ucap yang berkaca mata.

Halaman:

Editor: Feri Heryanto

Tags

Terkini

Dia Ingkari Sejarah Itu

Minggu, 13 November 2022 | 08:12 WIB

Puisi-Puisi Rosy Ochy

Senin, 24 Oktober 2022 | 05:47 WIB

"Bukankah itu Namaku?"

Minggu, 23 Oktober 2022 | 18:56 WIB

Pengaruh Bahasa Orang Tua Terhadap Komunikasi Anak

Senin, 1 Agustus 2022 | 19:00 WIB

Sastra dan Perkembangan Masa Kini

Senin, 25 Juli 2022 | 19:24 WIB

Lebaran di Kepala

Selasa, 26 April 2022 | 15:44 WIB

Memperingati Hari Ibu: Quo Vadis Emansipasi

Kamis, 23 Desember 2021 | 10:09 WIB

12 Jembatan Keledai Aksi Panggung Vokalis

Minggu, 19 Desember 2021 | 06:28 WIB

Fauzi Bahar Datuak Nan Sati Pimpin LKAAM Sumbar

Sabtu, 18 Desember 2021 | 07:39 WIB

Awet

Selasa, 30 November 2021 | 14:37 WIB

Merantau

Sabtu, 11 September 2021 | 21:30 WIB

Mut

Rabu, 21 Juli 2021 | 15:03 WIB

Komitmen

Senin, 8 Februari 2021 | 09:29 WIB

Menanti Cinta dalam Ta'aruf

Kamis, 9 Juli 2020 | 16:41 WIB
X