Suatu siang jelang sore, tiba-tiba lelaki itu mendapat telepon dari handphone mantan stafnya tersebut. Dikabarkan jika Ninda telah melahirkan di klinik dekat rumah kontrakannya.
Ilman langsung menuju klinik. Dilihatnya bayi mungil tengah berada di box bayi di samping ibunya. Perempuan itu tampak meneteskan air saat lelaki itu tiba.
"Selamat ya, sudah jadi ibu. Wah..bayi yang cantik," ucapnya menghibur.
"Terima kasih, pak," ucapnya lirih dan memaksakan untuk tersenyum.
"Tadi suster bertanya ayahnya dan nama untuk anak saya. Saya belum dapat nama untuknya. Mungkin bapak punya nama untuk dia?"
Lagi-lagi, lelaki itu dilema. Soalnya, dia sendiri belum pernah menikah apalagi punya anak. Kini dia diminta untuk memberikan nama untuk anak mantan stafnya tersebut.
Setelah sejenak berpikir, kemudian dia berkata, "Beri namanya 'Melati Safitri'."
Perempuan itu mengangguk. Lalu, lelaki itu pergi ke office rumah bersalin dan menyampaikan nama anak tersebut untuk dibuatkan surat keterangan lahir dan akte kelahirannya.
***
Bayi perempuan itu tumbuh menjadi anak yang sehat dan ceria. Perempuan itu merawat anaknya meski tanpa ada sang suami. Karakter si ibu yang dulu wanita kuat, kembali muncul setelah sang bayi hadir dalam hidupnya.
Sementara, lelaki itu selalu memantau perkembangan anak tersebut. Dia selalu meluangkan waktu untuk mampir ke rumah perempuan itu untuk melihat si anak sambil membawakan segala keperluannya dan ibunya.
Meski dia sendiri masih belum bekeluarga walau telah berusia mendekati 40 tahun, namun, jiwa kebapakannya muncul saat anak itu mendekat padanya. Tak jarang anak itu digendongnya sambil dinyanyikan lagu-lagu.
Dalam sejumlah kesempatan, mantan stafnya itu kerap bertanya, kenapa Ilman belum juga bekeluarga. Padahal secara sosial, dia sudah matang. Punya pekerjaan tetap, rumah pribadi, dan sejumlah aset.
Saat ditanya soal itu, dia selalu menjawab belum menemukan jodoh yang tepat. Beberapa kali mantan stafnya itu juga menawarkan diri membantu untuk mencarikan jodoh seperti apa yang diinginkan mantan pimpinanya itu.
"Biarlah, nanti juga akan jumpa tantemu," ucapnya berkelakar.
Artikel Terkait
Foto Keluarga
Peri
Pak Tricky
Nasi Padang
Si Karengkang
Rindu Rumah Ibu
Puisi yang Disempurnakan
Talbiyah Mak Ijah
Mut
Merantau
Lebaran di Kepala