Konon, lagu "Pondok Cinta" yang dipopulerkan oleh Nani Sugianto, sekitar 1987-an, menjadi awal kedekatan hubungan sepasang remaja ini.
Mereka berdua merupakan teman kami dari SMP. Kala itu, si lelaki kerap menyanyikan lagu tersebut di kelas. Begitu juga saat istirahat di kantin atau saat olahraga di lapangan di tengah sekolah.
Ketika lagu itu dilantunkan di kelas, si perempuan membalasnya, karena memang lagu itu ada penyanyi feat-nya.
Menurut teman laki-laki itu, awalnya mereka hanya iseng-iseng menyanyikan lagu tersebut.
"Lagunya enak dinyanyikan," ucapnya saat itu.
Namun, berkat lagu itu pula, lama-kelamaan komunikasi mereka kian akrab. Apalagi saat akan diselenggarakan perpisahan SMP. Para siswa yang punya bakat, diberi kesempatan untuk mengisi acara tersebut.
Kala itu, keduanya mengajukan diri untuk mengisi acara. Oleh panitia kegiatan, mereka pun diberi kesempatan untuk tampil mengisi acara.
Bagai penyanyi pro, mereka melantunkan lagu itu dengan penghayatan yang lumayan baik. Banyak yang tak percaya jika mereka begitu baik menyanyikan lagu itu. Kawan-kawan pun memberi aplaus atas penampilan mereka kala itu.
Saat SMA, kebersamaan dua remaja itu makin terlihat. Setiap hari keduanya begitu dekat. Meski lain lokal, namun ketika istirahat atau olahraga, atau saat ada acara di sekolah, mereka selalu akrab.
Kedekatan mereka berdua, tidak hanya menarik perhatian siswa yang lain, tetapi juga para guru. Tidak jarang ledekan bahkan cemoohan mereka terima. Namun, keduanya santai saja. Mereka tetap berbaur dengan kawan-kawan yang lain.
***
Ketika tamat SMA, kami mendapat kabar jika keduanya sempat mau melanjutkan hubungan yang lebih serius. Menurut informasi yang beredar kala itu, orang tua masing-masing sudah mengetahui kedekatan mereka.
Namun, atas saran keluarganya, mereka diminta untuk melanjutkan pendidikan. Berdasarkan cerita dari kawan-kawan, mereka berdua masuk perguruan tinggi yang sama di kota kami.
Artikel Terkait
Sarok
Sedikit Bakti Ananda
Pak Tricky
Nasi Padang
Si Karengkang
Puisi yang Disempurnakan
Talbiyah Mak Ijah
Mut
Merantau
Lebaran di Kepala
"Bukankah itu Namaku?"