Batam (HK) - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) melakukan kunjungan ke fabrikasi pengerjaan fasilitas produksi dua proyek migas yakni Proyek Forel-Baronang dan Proyek MAC di Batam, Kepri.
Kunjungan ini dilaksanakan guna memastikan kedua proyek tersebut dapat onstream sesuai target yang ditetapkan.
Untuk Proyek Forel-Baronang, fasilitas produksi yang dibuat adalah konversi Oil Tanker menjadi Floating Production Storage and Offloading (FPSO) Marlin Natuna dan untuk Proyek MAC adalah konversi Jack Up Rig menjadi Mobile Offshore Production Unit (MOPU).
“Kedua proyek ini menjadi andalan SKK Migas dalam pemenuhan target lifting migas nasional di tahun 2023 mendatang. Untuk itu kami ingin memastikan pengerjaan fasilitas-fasilitas produksi kedua proyek tersebut berjalan sesuai dengan apa yang telah direncanakan sekaligus mencari alternatif percepatan,” kata Wakil Kepala SKK Migas Nanang Abdul Manaf, Kamis (22/12).
Nanang menyebutkan, potensi target produksi dari Lapangan Forel mencapai 10.000 barel minyak per hari (BOPD). Sedangkan Lapangan Baronang dapat memproduksikan gas sebesar 15 juta kaki kubik per hari (MMSCFD) yang akan digunakan untuk mendukung produksi Lapangan Forel.
“Selain untuk mendukung Lapangan Forel, produksi gas di Lapangan Baronang kedepan juga akan dikembangkan menjadi sebesar 50 MMSCFD yang nantinya akan tie-in ke fasitas produksi di Hang Tuah,” Nanang menambahkan.
Pembuatan FPSO Marlin Natuna membutuhkan waktu 17 bulan pengerjaan. Pekerjaan dimulai dari Bulan Maret 2022 dan diharapkan selesai pada Bulan Agustus 2023. FPSO ini akan digunakan pada Proyek Forel-Baronang pada Bulan November 2023.
Sedangkan untuk Proyek MAC, Nanang melanjutkan, Proyek tersebut akan memberikan tambahan produksi gas sebesar 50 MMSCFD yang akan dialirkan ke para pembeli di Jawa Timur. “Pekerjaan fasilitas MOPU sendiri kami harapkan selesai pada Februari tahun depan,” ungkap Nanang.
Dalam kesempatan tersebut, Nanang meminta Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) untuk dapat melakukan mitigasi lebih detil dari risiko-risiko yang dapat terjadi untuk memastikan tidak terjadinya penundaan penyelesaian proyek-proyek tersebut.
“SKK Migas bersama KKKS akan terus berkoordinasi dalam rangka percepatan penyelesaian kedua proyek ini sehingga dapat segera onstream dan menambah jumlah produksi migas nasional di tahun 2023,” pungkas Nanang. (r)
Artikel Terkait
Mau Nonton Laga Indonesia vs Kamboja di GBK? Dilarang Bawa Flare dan Rokok Elektrik!
Liverpool Terhenti di Babak 16 Besar Piala Liga Inggris, Usai Ditundukan Man City
Lawan Kamboja, Timnas Indonesia Lanjutkan Tradisi Kemenangan?
BP Batam dan Korea Sepakati Action Plan Perpanjangan Proyek IPAL
Malu
Indonesia Tundukan Kamboja 2-1 di Laga Perdana Piala AFF 2022