Pemeriksaan forensik menunjukkan korban menderita dehidrasi dan kelaparan. Dia juga terkena flu. Bahkan yang memilukan, dia bahkan tidak mempunyai tenaga untuk menangis, dilansir The Sun, Jumat, 17 September 2021 lalu.
Tinjauan pra-pemeriksaan akan digelar untuk mengetahui, apakah sidang bakal fokus ke fakta bahwa kematian bocah satu tahun itu bisa dicegah.
Pemeriksaan juga dilaksanakan untuk menentukan seperti apa kondisi sesungguhnya, dengan bantuan diberikan kepada Kudi oleh dewan kota.
Asisten Koroner Karen Henderson menjelaskan, perhatian mereka adalah bagaimana cara Kudi merawat bayinya.
"Terdapat fakta bahwa dia pernah meninggalkannya. Pemeriksaan ini untuk mengetahui seperti apa bentuk perawatannya," kata Henderson.
Baca Juga: Ikan Langka Ditemukan di Italia, Bertubuh Hiu Berwajah Babi
Sebelum kasus terakhir, Kudi diketahui pernah meninggalkan korban enam kali, termasuk 2,5 hari saat merayakan ulang tahunnya di London. Ibu muda tersebut dipenjara selama sembilan tahun pada Agustus, setelah dia mengaku bersalah untuk dakwaan pembunuhan tak berencana.
Rekaman CCTV dirilis ketika Kudi resmi divonis, menunjukkan dia berpesta di sebuah kelab malam pada 8 Desember 2019, tiga hari setelah meninggalkan anaknya. Pengadilan mendapatkan fakta bahwa Kudi berbohong kepada temannya, mengatakan anaknya sudah dijaga oleh ibunya.
Tatkala dia kembali ke apartemennya, dia sempat menunggu di tong sampah selama tiga jam sebelum menelepon 911. Paramedis yang datang menemukan kondisi korban sudah dingin, tidak bergerak, dan tanpa adanya tanda vital.
Kudi sempat berkilah dengan menuturkan anaknya tidak enak badan seharian, dan tertidur setelah makan pisang dan minum susu.