Demonstrasi merupakan salah satu cara mengungkapkan kekeceewaan termasuk di lapangan hijau.
Pemain Stade Olympique de L’Emyrne (SOE) juga pernah melakukan unjuk rasa. Mereka keberatan dengan kepemimpinan wasit.
Apa aksi penggawa klub sepak bola Madagaskar tersebut dalam mengekspresikan kekecewaan?
Baca Juga: Sedikit Bakti Ananda
Tidak tanggung-tanggung, SOE melakukannya dengan menjebol gawang sendiri. Momen ini terjadi saat mereka menghadapi AS Adema untuk menentukan juara edisi 2002.
Hasilnya adalah 149 gol bunuh diri. Jika dirata-rata, tercipta 1,6 gol per menit selama pertandingan berlangsung. Uniknya, wasit yang memimpin tetap membiarkan laga bergulir meski sadar SOE sedang demonstrasi dan pemain Adema sama sekali tidak menguasai bola.
Baca Juga: Merantau
Sumber kekesalan SOE adalah insiden di partai sebelumnya. Mereka tidak berkesempatan mempertahankan gelar ketika wasit memberi hadiah tendangan 12 pas kontroversial bagi DSA Antananarivo di akhir duel.
Penalti tersebut membantu Antananarivo menyamakan kedudukan dan berbuah gelar bagi Adema. Pelatih dan empat pemain Stade Olympique de L’Emyrne melancarkan protes yang dianggap berlebihan sehingga dilarang terlibat duel versus sang juara baru.