Gunung berapi bawah laut Hunga Tonga-Hunga Ha'apai di Tonga erupsi pada, Sabtu, 15 Januari 2022.
Peristiwa itu diperkirakan memiliki kekuatan setara dengan 1.000 kali bom nuklir yang dijatuhkan Amerika Serikat (AS) di Hiroshima, menurut laporan ilmuwan Australia.
Letusan itu telah memicu tsunami di kawasan Pasifik, termasuk di Jepang, dan menimbulkan gelombang tinggi hingga pantai Amerika Serikat.
Baca Juga: 60 ASN Baru Kemenag Kepri Diambilsumpah, Kakanwil: Bekerjalah dengan Jujur
Erupsi ini juga menyebabkan Ibu Kota Tonga, Nuku'alofa, yang berjarak sekira 50 kilometer dari Gunung Hunga Tonga-Hunga Ha'apai, gelap gulita tertutup abu vulkanik.
Dalam artikel di The Sydney Morning Herald, Senin (17/1/2022), Brian Schmidt; ilmuwan pemenang hadiah Nobel dan wakil rektor Australian National University (ANU), dan Profesor Richard Arculus; pakar ternama di Research School of Earth Sciences di ANU College of Science, menyampaikan analisis mereka terkait letusan gunung Hunga Tonga-Hunga Ha'apai.
"Dalam pertama yang unik, seluruh dunia menyaksikan ledakan luar biasa secara real-time dari generasi baru satelit cuaca resolusi tinggi, yang menunjukkan secara rinci kekuatan dan skalanya yang menghancurkan," tulis kedua ilmuwan tersebut dalam artikel mereka.
Baca Juga: Satelit Rekam Letusan Gunung Pemicu Tsunami di Tonga
Erupsi gunung berapi itu memunculkan awan jamur yang dengan cepat menutupi area erupsi dan kawasan Nuku'alofa. Menurut kedua ilmuwan, kecepatan awan jamur itu menyebar setara dengan dua kali kecepatan suara.
Artikel Terkait
Genoa Pecat Andriy Shevchenko Setelah Dua Bulan Melatih
Real Madrid Rebut Piala Super Spanyol
Liverpool Hantam Brentforf 3-0
Gempa Magnitudo 5,4 Guncang Banten
Bahagia, Ashanty Sembuh dari Covid-19