Melihat sebuah foto udara dari pemerintah setempat, diketahui lereng runtuh dan mengubur perkebunan kelapa dan rumah-rumah dengan tanah dan lumpur.
Kemudian disebuah daerah, penyelamat harus menggunakan perahu karet untuk mencapai tanah longsor yang dikarenakan angin saat badai Megi terjadi mencapai 54kmh dan hembusan mencapai 80 kmh.
Baca Juga: Ini Jadwal Pencairan THR, Gaji 13 dan Tunjangan untuk PNS
Batalyon Teknik dan Konstruksi Tentara di Leyte mlewat akun Facebooknya mengatakan Distrik Kantagnos sudah dalam kondisi sangat hancur.
"Rumah dan mata pencaharian telah rusak, keluarga dan individu hilang dan komunikasi tidak stabil," kata postingan tersebut.
Selain itu, menurut data pemerintah bahwa lebih dari 162.000 penduduk yang terlantar berlindung di pusat-pusat evakuasi dan 41.000 lainnya tinggal bersama kerabat.
Sehingga dampak destruktif badai Megi ini sendiri telah menghidupkan kembali ingatan akan badai mematikan lainnya di Filipina.
Dimana pada Desember lalu, topan Rai kategori 5 melanda Filipina tengah dengan korban tewas mencapai 405 dan hampir 1.400 terluka serta topan Haiyan, salah satu siklon tropis paling kuat yang pernah tercatat, menewaskan 6.300 pada 2013. *
(sumber: harianhaluan.com)
Artikel Terkait
Ratusan Sepeda Curian Pria ini Terlihat dari Angkasa
Gelang Indah Berusia 3.300 Tahun Ditemukan di Sawah
Mau Tahu Nama 7 Kota di Dunia yang Sulit Dilafalkan?
1 April Hari Mengisengi Orang, Bagaimana Sejarahnya?
Disambut Sukacita! Masjidil Haram Kembali Gelar Buka Puasa Bersama
Pria Ini Buka Jasa Bangunkan Sahur, Panggil Sayang Tambah Biaya