Jumlah korban meninggal akibat gempa magnitudo 7,8 yang mengguncang Turki hingga Suriah pada, Senin (6/2/2023) mencapai lebih dari 20.000 orang.
Kondisi beku mengancam nyawa ribuan orang yang selamat yang kini tanpa tempat berlindung, air, dan makanan.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyebut gempa itu "bencana abad ini".
Upaya bantuan internasional yang besar semakin cepat. Pada Kamis (9/2/2023), Bank Dunia menjanjikan USD1,78 miliar bantuan ke Turki termasuk pembiayaan segera untuk membangun kembali infrastruktur dasar dan untuk mendukung mereka yang terkena dampak gempa bumi.
Namun upaya 100.000 atau lebih personel penyelamat di lapangan terhambat oleh sejumlah rintangan logistik termasuk kekurangan kendaraan dan jalan yang rusak.
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memperingatkan tingkat bencana sepenuhnya masih belum jelas.
Sekjen PBB Antonio Guterres memperingatkan seluruh bencana itu masih "terbentang di depan mata kita", terutama di Suriah di mana perang saudara yang berkepanjangan telah menghancurkan negara itu.
Pada Kamis (9/2/2023), bantuan kemanusiaan PBB yang pertama melintasi perbatasan ke barat laut Suriah melalui penyeberangan Bab al-Hawa di Idlib. Penyeberangan adalah satu-satunya cara bantuan PBB dapat mencapai wilayah tersebut tanpa melalui wilayah yang dikendalikan oleh pasukan pemerintah Suriah.
Guterres berjanji lebih banyak bantuan sedang dalam perjalanan dan dia mendesak Dewan Keamanan PBB untuk mengizinkan pengiriman pasokan melalui lebih dari satu penyeberangan perbatasan.
"Ini adalah momen persatuan, bukan momen untuk mempolitisasi atau memecah belah tetapi yang jelas kita butuh dukungan masif," katanya.
Munira Mohammad, seorang ibu dari empat anak yang melarikan diri dari Aleppo setelah gempa, mengatakan kepada Reuters bahwa mereka sangat membutuhkan pemanas dan lebih banyak persediaan.
“Tadi malam kami tidak bisa tidur karena sangat dingin. Sangat buruk,” ujarnya.
Kelompok penyelamat White Helmets mengatakan satu-satunya konvoi PBB yang mencapai wilayah itu tidak membawa peralatan khusus untuk membebaskan orang-orang yang terperangkap di bawah reruntuhan.
"Ini membuat kami sangat kecewa pada saat kami sangat membutuhkan peralatan seperti itu untuk membantu kami menyelamatkan nyawa dari bawah reruntuhan," kata kelompok itu di Twitter.
Artikel Terkait
Gempa Turki, Berikut Kondisi Para Korban
Gempa Turki Terasa hingga Yunani, Ribuan Warga Meninggal Dunia
104 WNI Terdampak Gempa Turki
Update Gempa Turki: Korban Meninggal Dunia Lebih dari 7.000 Orang
Sebelum Gempa Turki, Burung Terbang Tak Beraturan dan Berisik
Korban Gempa Turki Capai 12.000 Orang