Oleh: Alexander Zulkarnaen
Rasulullah SAW mengajarkan doa saat menyambut Ramadhan sebagai upaya tarhib (melapangkan) hati umatnya. Doa ini teramat penting dimunajatkan karena dengan hati lapang akan lebih banyak amalan yang bisa dikerjakan saat Ramadhan.
Hati yang luas tidak akan cepat puas beramal di bulan yang bernilai pahala tak terbatas. Sebaliknya, jika ketika jelang Ramadhan hati masih sempit, alamat sedikit amalan yang bisa dikerjakan karena wadahnya mudah penuh.
Tidak mampu menampung optimal amalan shiyam dan qiyam Ramadhan. Mudah lelah dan cepat jenuh, padahal tak sampai berpeluh dalam bersimpuh.
Doa yang dimaksud adalah “Allahu Akbar, Allahumma Ahillahu 'alainaa bil amni wal iiman wassalaamati wal Islaam, wattaufiiqi lima tuhibbu watardha, rabbunaa warabbukAllah.” (Ya Allah mohon hadirkan awal Ramadhan untuk kami dengan penuh keamanan dan penuh keimanan, dan dengan penuh keselamatan dan dalam keislaman, dengan taufik agar kami melakukan yang Engkau sukai dan Engkau ridhai, Tuhan kami dan Tuhan kamu wahai bulan adalah Allah.” (HR Ahmad dan Ad-Darimi).
Setidaknya ada lima yang kita pinta dalam doa di atas jelang Ramadhan. Pertama, "Bil amni". Kita memohon kepada Allah Azza wa Jalla agar Ramadhan membawa keamanan.
Tidak ada lagi ujaran kebencian dan penghinaan terhadap agama dan keyakinan. Tidak ada lagi flexing, pamer kekayaan di saat sesama serba kekurangan.
Begitu pula dengan isu kekuasaan. Tidak ada lagi saling menjatuhkan. Kita berharap bersama bergandeng tangan, bangkit dari keterpurukan dengan semangat kebangsaan. Semoga kita mampu menjalani ibadah puasa Ramadhan dengan aman, nyaman dan berkesan.
Kedua, “Wal iman”. Ramadhan datang membawa spirit keimanan. Puasa itu panggilan iman bukan untuk manusia sembarangan. Allah SWT hanya menyapa hamba-Nya yang percaya, “Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa." (QS al-Baqarah [2]: 183).
Bahkan, hanya puasa penuh keimanan yang menggugurkan seluruh dosa kita. Nabi SAW berpesan, “Siapa berpuasa Ramadhan atas dasar iman dan mengharap pahala dari Allah, maka dosanya yang telah lalu akan diampuni.” (HR Bukhari Muslim).
Iman menggerakkan puasa jadi mudah dan ringan hingga rangkaian ibadah Ramadhan tak satu pun terlewatkan.
Ketiga, “Was salamah”. Berharap saat Ramadhan datang, jiwa raga kita tetap sehat wal afiat. Betapa ruginya ketika bulan paling mulia hadir, kita malah sakit hingga tak maksimal beramal.
Pastikan imun tetap prima dan terjaga. Rutin olahraga, konsumsi madu dan herbal pilihan merupakan sunnah Nabi SAW menjaga raga tetap bugar.
Keempat, “Wal Islam”. Jika “wal iman” (penuh keimanan) adalah memastikan semangat beribadah hanya semata-mata karena Allah Ta’ala (kualitas), maka “wal Islam” adalah penuh keislaman dibuktikan dengan ragam dan jenis ibadah yang dilakukan selama Ramadhan (kuantitas).
Artikel Terkait
Mengapa Selalu Merasa Hasil yang Didapat Hasil Usaha Sendiri?
Adab Sholat Jumat saat Khatib Memberi Khutbah
Spirit Isra' dan Mi'raj Bagi Transformasi Keumatan
6 Rukun Iman Dan Maknanya Yang Perlu Diketahui Dan Diamalkan Umat Muslim
Melukis Kehidupan di Kanvas Dunia