Tingkatan orang berpuasa tidaklah sama. Ada tingkatan mulai dari yang terendah sampai tertinggi. Masing-masing pun mempunyai implikasi hukum yang berbeda-beda.
KH Jeje Zaenudin menyampaikan tingkatan puasa menurut Imam Al Ghazali. Menurutnya, ketika menyingkap rahasia-rahasia puasa, Imam Al Ghazali di dalam Kitabnya lhya'ulumiddin, mengawali uraiannya dengan mengemukakan tiga tingkatan orang-orang yang berpuasa.
"Beliau mengklasifikasikan orang-orang yang berpuasa kepada tiga tingkatan. Shaum al-'umum, shaum al-khushush, dan shaum khawas al-khawash," tulis KH Jeje Zaenudin dalam bukunya "Seputar Masalah Puasa, Itikaf, Lailatul Qadar dan Itikaf."
Baca Juga: Mendag Beri Sinyal Harga Bahan Pokok Naik Lagi
Shaum al 'umum adalah puasa keumuman manusia. Yaitu puasa yang baru pada tahapan menghentikan makan, minum, dan jima dari terbit mata hari sampai terbenamnya. Inilah puasa tingkatan pertama yang merupakan pelatihan dasar bagi setiap orang untuk mengendalikan syahwat makan dan seksualnya.
"Meskipun pada tahapan ini puasa telah sampai pada kategori sah karena telah terpenuhi rukun dan syarat lahiriahnya," katanya.
Akan tetapi sangat rentan dengan pembatalan nilai-nilainya, karena masih terbuka pintu kerusakan pahala puasa dengan keburukan anggota badan dan akal pikirannya.
Orang-orang yang berpuasa tetapi masih berkata bohong, mengumpat, mengambil hak orang lain, berpikir yang buruk, riya, iri hati dan dendam kesumat, adalah orang-orang yang berpuasa pada tingkatan kelas umum ini.
Baca Juga: Pasutri yang Meninggal Dunia Kecelakaan Grup Musik Debu Kerabat Datuk Malaysia
Inilah diantara makna peringatan sabda Nabi Muhammad SAW, seperti yang diriwayatkan oleh lmam Bukhari dan Muslim:
Artikel Terkait
Pelaksanaan Umrah di Tanah Suci Kembali Normal
Mengapa Bau Mulut Orang Berpuasa Diserupakan Kesturi? Ini Penjelasannya
Ulama Turki: Rasakan Derita Lapar Orang Miskin Melalui Ritual Puasa
Berikut Tanda Malam Lailatul Qadar Berdasarkan Dalil Sahih
Psikologi Puasa
Ajaran Rasulullah SAW bagi Umat Muslim Selama Ramadan