Oleh: Deri Adlis, SHI, Mubaligh di Kabupaten Anambas
Bersyukur kita kepada Allah SWT yang masih memberika limpahan nikmatNya. Diantara limpahan nikmat tersebut adalah nikmat umur panjang dan nikmat kesehatan. Ini adalah nikmat terbesar yang diberikan Allah.
Kita yakin dan percaya, tanpa adanya dua nikmat ini, kita pasti tak akan bisa melangkahkan kaki, mengayunkan tangan datang ke tempat ibadah untuk beribadah kepada Allah SWT.
Maka selagi Allah SWT memberikan dua nikmat ini kepada kita, maka jangan disia –siakan untuk meningkatkan ibadah kita kepada Allah SWT.
Shalawat dan salam mari kita tidak bosan-bosannya kita doa kan kepada Allah untuk disampaikan Rasullah SAW Allahumma Shalli ‘ala Muhammad Wa ‘ala ali muhammad.
Wujud dari rasa syukur terhadap nikmat yang telah Allah berikan adalah dengan bertaqwa kepada Allah SWT yaitu dengan menjalankan segala yang diperintahkan Allah dan menjauhi segala larangannya.
Kemudian menjalankan segala yang diperintahkannya itu, juga mesti diiringi dengan rasa keimanan yang tinggi, bahwa tiada satupun yang berhak disembah kecuali Allah SWT.
Kemudian juga diiringi dengan rasa Muraqobatullah yaitu rasa diawasi oleh Allah sehingga diri ini merasa malu ketika engan menjalankan segala yang diperintahkan kemudian rasa takut, karena di balik perintah tersebut pasti ada azhab yang akan di timpakan ketika kita enggan menjalankan perintah tersebut.
Jika ketakwaan ini sudah tertanam dan mendarah daging dalam diri kita, yakinlah terhadap janji yang Allah berikan kepada kita berupa kelapangan dan keberkahan rezeki, kemudahan dalam ber-urusan, serta jalan keluar atau kemudahan terhadap persoalan kehidupan yang kita jalani akan kita dapatkan.
Allah berfirman dalam surat At-Talaq:
وَمَنْ يَّـتَّـقِ اللّٰهَ يَجْعَلْ لَّهٗ مَخْرَجًا.
Wa may yattaqillaha yajd’al lahuu makhrojaa
(Barang siapa bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan membukakan jalan keluar baginya.)
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
وَّيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ
وَمَنْ يَّتَوَكَّلْ عَلَى اللّٰهِ فَهُوَ حَسْبُهٗ ...
Wa yarzuq-hu min haisu laa yahtasib, wa may yatawakkal ‘alallohi fa huwa hasbu..
(Dan dia memberikan rezekinya dari arah yang tidak disangka-sangka. Dan barang siapa yang bertawakkal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan keperluannya.) ( QS. At-Thalaq:2-3)
Allah SWT tidak memandang dan menilai seseorang dari suku dia berasal, atau dari harta dimiliki, kedudukan yang emban, pangkat dan jabatan yang didapat, atau dari rupa dan paras seseorang. Tapi yang dinilai oleh Allah SWT adalah ketaqwaan kita.
Insya Allah, Allah SWT kembali mempertemukan kita dengan Idul Adha atau dalam istilah lainnya juga dikenal dengan udhiyah yang artinya hewan yang disembelih pada hari raya Idul Adha.
Idul Adha merupakan ibadah sembelihan hewan qurban yang dilaksanakan sebagai bentuk wujud rasa syukur kepada Allah yang telah memberikan nikmat yang banyak kepada kita.
Artikel Terkait
Siapa Jamaah yang Bisa Dibadalhajikan?
Imam Al-Ghazali Jelaskan Adab Sebelum Tidur
Melangitkan Syukur dengan Berqurban
AlQur'an, Nikmat Paling Besar Bagi Manusia
Ini Pesan Rasulullah SAW untuk Umatnya dalam Hadapi Kehidupan Dunia
Berikut Doa Sayyidul Istighfar, Keutamaannya Luar Biasa Besar