Oleh: H. Muhammad Nasir. S.Ag.MH, Kakan Kemenang Lingga
Setiap bencana yang menimpa di bumi dan yang menimpa dirimu, semaunya telah tertulis dalam kitab sebelum kami menunjukkannya. Sungguh yang demikian itu mudah bagi Allah SWT ( QS. Al-Hadid: 22)
Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, Allah menghendaki agar mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali ke jalan yang benar (QS Arrum: 41)
Dalam AlQur'an, bencana disebut dengan berbagai macam term seperti; musibah, bala’ dan fitnah (Tafsir Tematik Maqasid al-Shari’ah, 2013). Meskipun term-term tersebut memiliki makna malapetaka, semuanya tetaplah datang dari Allah SWT, yang harus dipahami secara holistik agar manusia dapat menemukan hikmahnya. Bencana merupakan kejadian atau rangkaian peristiwa yang mengancam kehidupan dan penghidupan manusia yang disebabkan oleh berbagai macam faktor, diantaranya kerusakan lingkungan hidup dan pencemaran lingkungan yang tak terkendali.
Terjadinya bencana di bumi tidak hanya disebabkan semata-mata oleh kerusakan lingkungan dan pencemaran lingkungan tetapi juga disebabkan oleh banyaknya maksiat dan dosa manusia yang meraja lela. Hal ini dijelaskan oleh Rasulullah dalam haditsnya : “Wahai sekalian kaum Muhajirin, ada lima hal yang jika kalian terjatuh ke dalamnya, dan aku berlindung kepada Allah supaya kalian tidak menjumpainya- (niscaya akan turun kepada kalian bencana), diantaranya ; Tidaklah nampak zina di suatu kaum, sehingga dilakukan secara terang-terangan kecuali akan tersebar di tengah-tengah mereka tha’un (wabah) dan penyakit-penyakit yang tidak pernah menjangkiti generasi sebelumnya,“ (HR. Ibnu Majah).
Dan dalam hadits lain : “Apabila perbuatan zina dan riba sudah terang-terangan di suatu negeri, maka penduduk negeri itu telah rela terhadap datangnya adzab Allah untuk diri mereka,“ (HR. Hakim).
Dari penjelasan Rasulullah SAW, tersebut terjadinya bencana pada hakikatnya adalah sebagai akibat dari rusaknya mentalitas atau moralitas manusia. Kerusakan mental inilah yang terkadang mendorong seseorang melakukan perilaku-perilaku amoral yang destruktif, baik yang berkaitan langsung dengan kerusakan alam maupun tidak langsung seperti korupsi, suap, penyalahgunaan jabatan, arogansi kekuasaan, kejahatan ekonomi, dan lain sebagainya. Dan yang tak kalah menyedihkan adalah akibat dosa yang dipertontonkan tanpa basa basi seperti perzinaan, penganiayaan, perkosaan, minuman keras dan banyak lainnya.
Terjadinya bencana merupakan kehendak Allah SWT. Keberadaan manusia sebagai khalifah-Nya di bumi harus dibarengi dengan kesadaran bahwa dirinya merupakan satu kesatuan dari makrokosmos atau alam. Dengan demikian, sebab bencana yang terkait dengan mentalitas, agama ( baca : Islam ) menyebut sebagai memperturutkan hawa nafsu, kezaliman, kefasikan dan lain sebagainya.
Bencana atau musibah yang menimpa seseorang tidak akan terjadi kecuali atas izin Allah. Semua itu sudah ada ketentuannya, hanya saja penyebab dari terjadinya bencana dan cara seseorang dalam menyikapinya yang berbeda. Suka dan duka dalam kehidupan ini adalah suatu kepastian. Ada kemudahan dan ada kesulitan, ada tangis ada pula tawa, keuntungan, kerugian, kesehatan, kesakitan, kesuksesan, kegagalan, semuanya adalah kepastian dan wajar dalam kehidupan. Semuanya akan datang dan pergi, silih berganti seperti halnya pergantian siang dan malam. Begitupun dengan bencana akan digilirkan ditempat yang dikehendaki Allah SWT.
Artikel Terkait
Peran Sosok Ayah dalam Keluarga
Pentingkah Pendidikan Pranikah?
Selamatkan Diri dengan Kejujuran
Bagaimana Cara Agar Dosa Diampuni?
Yok, Pahami Perbedaan Astagfirullah dan Astagfirullahaladzim
Bacalah AlQur'an, Dapatkan Lima Keistimewaan