Oleh: Sigit Indrijono
Orang akan dikenang karena jejak kehidupannya, yaitu jejak kebaikan atau jejak keburukan.
Melakukan kebaikan merupakan akhlak mulia bagi seorang Muslim, seperti memberikan pertolongan dalam kebaikan, menasihati untuk kebaikan, berbagi ilmu atau berbuat baik dalam berbagai hal kepada orang lain.
Hendaklah semua kebaikan yang dilakukan dengan ikhlas karena Allah SWT dan mengharap ridha-Nya. Kebaikan yang dilakukan oleh seseorang akan membuahkan balasan pahala sepuluh kali lipat dan tambahan kebaikan seperti diterangkan pada dua ayat berikut.
Hendaklah semua kebaikan yang dilakukan dengan ikhlas karena Allah SWT dan mengharap ridha-Nya.
Pertama, “Barangsiapa berbuat kebaikan mendapat balasan sepuluh kali lipat amalnya.“ (QS al-An’am [6]: 160).
Kedua, "Dan barangsiapa mengerjakan kebaikan akan Kami tambahkan kebaikan baginya." (QS asy- Syura [42]: 23).
Rasulullah SAW bersabda tentang balasan dari kebaikan, bahkan juga untuk yang masih berniat walaupun belum dilakukan. "Barangsiapa berniat melakukan kebaikan dan melakukannya maka baginya pahala sepuluh kali kebaikan. Tetapi jika niat itu tidak dilakukan maka baginya pahala satu kali kebaikan." (HR Ahmad).
Jika kita mendapat kebaikan dari orang lain jangan melupakannya, yang diterangkan pada ayat berikut. “Janganlah kamu lupa kebaikan di antara kamu." (QS al-Baqarah [2]: 237).
Hendaknya membalas kebaikan orang lain dengan kebaikan atau mendoakannya. “Barangsiapa yang berbuat kebaikan kepada kalian maka balaslah, apabila kalian tidak mendapatkan sesuatu untuk membalasnya maka doakanlah dia hingga kalian melihat bahwa kalian telah membalasnya." (HR Abu Dawud).
“Sungguh Kami-lah yang menghidupkan orang-orang yang mati, dan Kami-lah Yang mencatat apa yang telah mereka kerjakan dan bekas-bekas yang mereka (tinggalkan). Dan segala sesuatu Kami kumpulkan dalam Kitab yang jelas (Lauh Mahfuz)." (QS Yasin [36]: 12).
Ayat di atas menerangkan tentang bekas-bekas yang ditinggalkan oleh orang yang telah wafat berupa jejak kehidupan. Orang akan dikenang karena jejak kehidupannya, yaitu jejak kebaikan atau jejak keburukan.
Jika meninggalkan jejak kebaikan akan mendapat pahala atas setiap kebaikan dari orang lain yang mengikuti jejak kebaikan tersebut. Begitu pula sebaliknya dengan jejak keburukan, sebagaimana yang diterangkan pada hadis berikut.
“Barangsiapa melakukan kebaikan dan setelah itu diikuti dan dilakukan oleh orang lain, maka akan dicatat baginya pahala seperti pahala orang yang mengikutinya dan sedikit pun tidak akan mengurangi pahala orang itu. Sebaliknya barangsiapa melakukan keburukan dan setelah itu diikuti dan dilakukan oleh orang lain, maka akan dicatat baginya dosa seperti dosa orang yang mengikutinya dan sedikit pun tidak akan mengurangi dosa orang itu." (HR Muslim).
Tentunya kita akan membuat jejak kebaikan yang mendatangkan maslahat dan menghindari untuk membuat jejak keburukan yang akan mendatangkan mudharat. Ada doa yang diajarkan oleh Nabi Ibrahim memohon kepada Allah SWT agar kelak kemudian selalu diingat dan diikuti dalam kebaikan. "Dan jadikanlah aku buah tutur yang baik bagi orang-orang (yang datang) kemudian." (QS asy-Syu'ara [26]: 84). Wallahu a’lam. *
(sumber: republika.co.id)
Artikel Terkait
Bagaimana Adab Membaca AlQur'an dari Ponsel?
Rezeki dari Allah Tidak Hanya Gaji
Nasib Malang Tukang Fitnah
Berkata Baik atau Diam
Pola Distribusi Rezeki
Menjaga Harmoni Kehidupan