Samanhudi Anwar, eks wali kota Blitar diduga otak perampokan di rumah dinas wali kota Blitar beberapa waktu lalu.
Profil Samanhudi Anwar ramai diincar warganet setelah dirinya ditangkap tim Jatanras Polda Jawa Timur pada Jumat, 27 Januari 2023 dan langsung ditetapkan sebagai tersangka.
Penangkapan Samanhudi cukup mengejutkan publik, mengingat dirinya baru saja bebas bersyarat pada 10 Oktober 2022 atas kasus suap proyek infrastruktur di Blitar.
Samanhudi sebelumnya ditangkap oleh KPK lewat operasi tangkap tangan (OTT) terkait kasus proyek pembangunan SMPN 3 Blitar.
Ia terbukti menerima suap Rp 1,5 miliar dari proyek tersebut, dan divonis 5 tahun penjara oleh Pengadilan Tipikor Surabaya dan denda sebesar Rp 500 juta.
Siapa Samanhudi Anwar, berikut profilnya yang dirangkum Harianhaluan.com dari wikipedia, Sabtu, 28 Januari 2023.
Samanhudi lahir di Blitar pada 8 Oktober 1957. Ia tercatat menjabat sebagai wali kota di daerah tersebut selama dua periode yaitu dari tahun 2010-2015 dan 2016 sampai 2022.
Keluarga Samanhudi berasal dari Desa Alas Raje, Blega, Kabupaten Bangkalan Madura. Sama seperti kedua orang tuanya, ia dikenal sebagai tokoh Nahdlatul Ulama (NU) di daerahnya.
Samanhudi tercatat pernah menimba ilmu di Pondok Pesantren Kedungdung, Bangkalan. Sebelum menjadi Wali Kota Blitar, politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) ini juga pernah menjabat sebagai ketua DPRD Kota Blitar.
Periode pertamanya menjadi Wali Kota Blitar dimulai setelah ia berhasil memenangkan Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pilkada) Blitar pada tahun 2010, melalui dukungan PDIP dan juga PKB.
Samanhudi Anwar saat itu dipasangkan dengan Purnawan Buchori. Keduanya berhasil mengalahkan empat pasangan kandidat lainnya.
Kemudian, periode keduanya menjabat sebagai Wali Kota Blitar dimulai sejak tanggal 17 Februari 2016. Sebagai petahana, Samanhudi dan juga pasangannya, yaitu Santoso berhasil memenangkan Pilkada Kota Blitar 2015 dengan perolehan 67.934 suara.
Kala itu, Samanhudi kembali maju di Pilkada melalui dukungan mayoritas partai politik yaitu PDIP, Partai Nasdem, Partai Gerindra, PKS, Partai Golkar, Partai Hanura, PAN, dan Partai Demokrat.
Sementara itu, kandidat pesaingnya, Mochsin-Dwi Sumardianto yang maju melalui jalur perseorangan hanya meraup sebanyak 5.683 suara dalam rekapitulasi yang dilakukan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Blitar.
Artikel Terkait
Sejumlah Rumah Hancur dan Warga Terluka Akibat Longsor di Padang Pariaman
Tundukan Atletico Madrid, Los Blancos ke Semifinal Copa del Rey
PKS Tolak Kenaikan Biaya Haji, Ini Penjelasan Bukhori Yusuf
BMKG Prediksi El Nino dan La Nina Terjadi pada Februari 2023
Eks Wali Kota Blitar Diduga Otaki Skenario Perampokan Akhir Tahun