Guru Besar Ilmu Biokimia dan Biologi Molekular Universitas Airlangga (Unair), Chairul Anwar Nidom meminta masyarakat tidak panik menanggapi munculnya kasus pertama Covid-19 varian Omicron di Indonesia.
Namun, dia tetap mengingatkan agar masyarakat selalu waspada dan terus menjalankan protokol kesehatan.
Baca Juga: Varian Omicron Telah Ditemukan di Indonesia
Menurutnya, tingkat keparahan penyakit yang disebabkan SARS-CoV-2 itu masih berkaitan dengan komorbid yang ada pada pasien, terutama terkait dengan gangguan pembuluh darah.
“Dan varian Delta masih lebih mengkhawatirkan dibandingkan dengan Omicron,” ujar dia saat dihubungi, Kamis, 16 Desember 2021.
Tetapi, Nidom menambahkan, keberadaan varian-varian tambahan, seperti Omicron, membuat pasokan material genetik untuk virus melakukan koalisi semakin beragam dan menyulitkan untuk memprediksinya. Dia menjelaskan, di dalam kemunculan varian virus baru, biasanya berasal dari sumber genetik dari virus yang ada di lingkungan.
Baca Juga: Omicron Terdeteksi di Indonesia, WNI Diminta Tidak ke Luar Negeri
Sehingga, dengan adanya varian baru seperti Omicron, maka sumber genetik semakin bertambah.
“Dan semakin sulit diprediksi varian apa lagi yang akan muncul, baik yang bersifat lokal atau global,” tutur Founder dan Ketua Tim Profesor Nidom Foundation (PNF) itu.
Oleh karena itu, dia melanjutkan, sebaiknya hasil vaksinasi yang sudah dilakukan selama ini diuji proteksinya terhadap virus varian yang sudah ada. Jika antibodi yang ada di tubuh seseorang mampu memproteksi terhadap varian tersebut, maka risiko yang dihadapi akan lebih kecil.
Baca Juga: WHO Minta Jangan Remehkan Varian Omicron
Seperti diketahui, beberapa pakar menyebutkan bahwa Omicron memang dapat menyebar lebih cepat daripada Delta, tapi untuk gejala pasien yang terinfeksi cenderung lebih ringan.
Selain itu Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO juga memasukkan Omicron ke dalam kelompok variant of concern (VOC), atau varian yang patut diwaspadai.
Saat ini, Nidom berujar, PNF tetap melakukan pemantauan terhadap dinamika virus Covid-19 di lapangan, dan sudah ada lima varian virus yang sudah di Whole Genome Sequencing (WGS) dan tercatat di GISAID - organisasi nirlaba internasional yang mempelajari genetika virus.
“Saat ini sedang menyiapkan enam virus di WGS dan segera dicatatkan di GISAID.”