Oleh: Ika, Mahasiswa STIKES Hang Tuah Tanjungpinang
Stunting atau kekerdilan terjadi di setiap daerah. Di Kepri misalnya. Angka kasus stunting mencapai 17 persen. Menurut Kepala Dinas Kesehatan Kepri, Mohammad Bisri, angka ini tergolong rendah dibanding angka nasional yang mencapai 24 persen.
Dilansir republika.co.id, Kamis (14/7/2022), Mohammad Bisri mengatakan, angka stunting yang berdasarkan data dari hasil Survei Status Gizi Indonesia tahun 2021 di wilayah itu, dihitung berdasarkan kondisi anak-anak balita.
"Kami harus tekan hingga 14 persen sebelum 2024," ucapnya.
Diketahui, stunting ialah gangguan perkembangan pada anak yang disebabkan oleh gizi yang buruk, infeksi yang berulang dan gangguan stimulasi psikososial yang kurang memadai.
Dikutip dari sejumlah referensi, banyak hal yang menyebabkan terjadinya stunting, diantaranya, hamil di usia muda; kurangannya asupan gizi selama hamil sehingga nutrisi yang diterima janin cenderung sedikit; serta kurangnya menjaga kebersihan lingkungan.
Dari beberapa bacaan, banyak cara untuk mencegah stunting, diantaranya, hamil diusia yang matang atau tepat; mengatur pola makan yang sehat, bergizi, dan bernutrisi; menghindari paparan rokok; rutin berolahraga untuk menjaga imun tubuh.
Lalu, rutin melakukan pemeriksaan terhadap janin; bayi mendapatkan ASI eksklusif selama 6 bulan; makanan pendamping atau MPASI sehat untuk mendampingi pemberian ASI; serta selalu menjaga kebersihan lingkungan.
Sementara itu, untuk menanggulanginya adalah melakukan monitoring kesehatan dan perkembangan balita melalui Program Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu).
Artikel Terkait
Mau Tahu Manfaat Minyak Kelapa untuk Kesehatan Tubuh?
Cegah Demensia, Yok, Rajin Membaca dan Melukis!
Bagaimana Cara Tubuh Menyembuhkan Diri Sendiri?
Tiga Jus Ini Dinilai Cepat Turunkan Kolesterol
Berapa Jumlah Asupan Protein yang Dibutuhkan Tubuh Tiap Hari?