Badan Geologi mengungkapkan bahwa masih ada potensi terjadinya awan panas dekat Gunung Merapi. Sebelumnya, terjadi erupsi pada Gunung Merapi Sabtu, 11 Maret 2023 lalu yang menyebabkan terjadinya hujan abu di beberapa tempat.
Sejak itu, dilaporkan adanya 69 guguran awan panas hingga 17 Maret lalu dengan jarak luncur mencapai 4 km ke arah barat daya atau ke arah Sungai Bebeng dan Krasak.
Hingga saat ini, aktivitas Gunung Merapi masih berlangsung dan didominasi bukan oleh guguran awan panas melainkan oleh guguran larva.
Di konferensi pers yang ditayangkan oleh Badan Geologi Kementerian ESDM di siaran YouTube pada 21 Maret 2023, dilaporkan bahwa Gunung Merapi terpantau mengugurkan lavanya sebanyak 150 kali/hari yang tampak pijar saat malam.
“Gunung Merapi masih banyak mengeluarkan guguran-guguran lavanya dengan jarak rata-rata 1 km ke arah Sungai Bebeng dan Kali Boyong,” ujar Sugeng Mujiyanto selaku Kepala Badan Geologi di konferensi pers tersebut.
Selain itu, di periode ini Merapi memiliki dua kubah larva aktif yaitu kubah lava barat daya dan kubah lava tengah.
Keaktifan kubah ini ditandai oleh suhu pada kubah yang sangat tinggi.
Kubah lava barat daya mencapai suhu setinggi 230° Celsius. Sedangkan, visual kubah lava tengah tidak jauh beda dengan bebatuan sekitarnya, namun terdapat titik di tepi timur yang suhunya mencapai 114° Celsius.
Semua kubah lava ini masih terus tumbuh dan suplai magmanya masih banyak dan akan tetap berlangsung.
Suplai magma ini, baik dangkal maupun dalam, dapat berpotensi kepada terpicunya awan panas dan guguran yang bisa terjadi kapan saja.
“Awan panas dan guguran dapat muncul sewaktu-waktu dan kita belum mampu memprediksinya secara tepat,” ucap Sugeng.
Namun, ia mengatakan bahwa Badan Geologi tetap memantau keadaan gunung agar dapat menginformasikan perkembangannya kepada masyarakat untuk meminimalisir jika bahaya terjadi.
Kepala Badan Geologi itu juga mengimbau agar warga tidak mendekat ke area dengan potensi bahaya yang berjarak 3-5 km dari Gunung Merapi.
Pendaki gunung juga dianjurkan untuk tidak mendekati puncak karena adanya potensi lontaran material.
Artikel Terkait
FIFA Inspeksi Venue Piala Dunia U-20 2023 di Indonesia
Calon Investor Turki Jajaki Investasi di Batam
Tarawih Perdana, Kepala BP Batam: Jaga Kekompakan Selama Bulan Ramadan
Wow! Ronaldo Kembali Pecahkan Rekor Bersama Timnas Portugal!
Gempa Landa Aceh Pagi Tadi, Berikut Penjelasan BMKG