Biaya umrah ke Tanah Suci saat pandemi ini diperkirakan bakal naik. Kini Kementerian Agama sudah membuat formulasi perhitungan biaya umrah.
Direktur Jenderal Penyelenggaran Haji dan Umrah Kementerian Agama Hilman Latief, mengatakan, pihaknya sudah siap hitung tapi belum di-publish.
Baca Juga: Kabar Gembira! Jamaah Umrah Ditargetkan Berangkat Sebelum Akhir Tahun
Hilman menjelaskan, pada dasarnya biaya umrah sudah ada penetapan standar. Namun, karena di masa pandemi, maka diperkirakan akan ada penyesuaian biaya umrah.
"Kita tinggal siapkan referensinya tapi juga harus sesuai dengan sistem atau mekanisme perjalanan umrahnya," katanya.
Baca Juga: Penelitian: Makan Ikan Bantu Jaga Kesehatan Otak
Diketahui, biaya umrah sebelum masa pandemi sekira Rp20 juta hingga Rp25 juta.
Untuk potensi kenaikan biaya umrah di masa pandemi, Hilman mengakui hal tersebut tergantung pada proses karantina sebelum dan sesudah perjalanan umrah.
"Kenaikan biaya itu seperti apa berapa persen itu juga tergantung, apakah perlu karantina, karantinanya di mana, di hotel di asrama haji itu kan juga mempengaruhi. Kalau berangkatnya oke, kalau pulangnya seperti apa," katanya.
Baca Juga: Banyak yang Ziarah ke Makam Vannesa Angel dan Bibi Ardiansyah
Tidak hanya proses karantina, potensi kenaikan biaya umrah juga tergantung pada vaksin. Terlebih lagi, Arab Saudi meminta jamaah umrah asal Indonesia melakukan vaksin booster, sebab mayoritas masyarakat Indonesia mendapatkan vaksin yang tidak diterima oleh Arab Saudi meski sudah diakui WHO.
"Yang kita siapkan adalah skenario terbaik yang tidak terlalu memberatkan," ujarnya.
Baca Juga: Mertua: Vanessa Selalu Minta Diusap Kepalanya Setiap Kali Jumpa
"Pemerintah hanya menyiapkan regulasinya. Mudah-mudahan dari sisi itu ada banyak perubahan juga ke depan, kita melihat bahwa Saudi sudah membuka diri, sudah banyak hal kebijakan terkait pembatasan sudah dikurangi," tambahnya.*
(sumber: okezone.com)