Bencana tsunami di Aceh pada, 26 Desember 2021 atau 17 tahun lalu menyimpan banyak cerita. Salah satunya dari para relawan.
Salah satunya Zulkarnaini (36) warga Kabupaten Aceh Utara, Aceh. Saat bencana tersebut dirinya masih berstatus mahasiswa. Zulkarnaini dan lainnya pada saat itu masih duduk di Semester II Universitas Malikussaleh (Unimal) Lhokseumawe.
Baca Juga: 26 Desember 2004: Tsunami Aceh Akibatkan Ratusan Ribu Korban Jiwa
Mereka ikut bergabung di UKM KSR PMI unit 04 Unimal. Zulkarnaini terkenang kala mengumpulkan ratusan mayat yang sudah berhari-hari tak dievakuasi sehingga menimbulkan aroma yang tak sedap yang hingga kini masih diingatnya.
Dia beserta dengan timnya menyusuri daerah Ulee Lheu tepatnya di daerah Punge, daerah yang paling parah pada saat tsunami menerjang Aceh, buktinya kapal PLTD Apung bertengger di kawasan Punge setelah terseret jauh dari bibir pantai Ulee Lheu.
Baca Juga: Zaidul Akbar: Minum Air Kelapa Sekali Sehari, Racun dalam Tubuh Bisa Keluar
Dirinya menceritakan bahwa saat itu kondisinya mayat masih bergelimpangan dengan kondisi tubuh yang sudah luluh dan lapuk. lalu dikumpulkan satu persatu oleh tim UKM KSR PMI Unimal tersebut.
Tubuh-tubuh tersebut harus diangkat secara perlahan dan aroma menyengat menembus masker yang dikenakan.
Kemudian, lanjut dia, para relawan memasuki rumah yang sudah luluh lantah satu persatu, menyisir tiap puing puing bangunan yang roboh. Tak jarang, saat puing tersebut diangkat mereka mendapati mayat yang sudah tertimbun diantara reruntuhan.