Aktivitas Gunung Anak Krakatau (GAK) sejak beberapa waktu terakhir mengalami peningkatan.
Menyikapi hal itu, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menyiapkan skenario terburuk. Salah satunya berkoordinasi dengan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) terkait mitigasi bahaya letusan Gunung Anak Krakatau.
"Salah satunya minggu ini kita akan melakukan latihan gabungan dengan membuat skenario baik itu hanya lontaran pijar sampai yang terburuk bahaya sekunder. Mungkin bahaya peringatannya ada di BMKG," kata Kepala PVMBG Hendra Gunawan dalam sebuah diskusi virtual, Senin (25/4).
Baca Juga: Elon Musk Resmi Beli Twitter Seharga Rp 634 Triliun
Menurut Hendra, langkah kedua yaitu Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral akan memodernisasi peralatan-peralatan di gunung api. Salah satunya di Gunung Anak Krakatau.
"Kita akan memberdayakan hasil BPPTKG peralatan yang dikembangkan teknologinya untuk membantu sistem monitoring yang sudah di Gunung Anak Krakatau," kata Hendra.
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) sebelumnya mengungkap penyebab Gunung Anak Krakatau (GAK) dari level dua atau siaga hingga berstatus level tiga atau siaga. Status level tiga itu setelah PVMBG melakukan pemantauan secara virtual dan aktivitas vulkanik.
Baca Juga: Perempuan Tertua di Dunia Asal Jepang Wafat di Usia 119 Tahun
"Memang sejak 15 April terutama secara virtual sudah terekam baik hembusan asap maupun tinggi erupsi kolom yang bervariasi dari 1.000 sampai 2 ribu dari permukaan air laut. Malahan 3 hari terakhir sudah mencapai 3 ribu meter," kata Hendra Gunawan.
Artikel Terkait
Ciri Datangnya Lailatul Qadar Dilihat dari Gejala Alam
Wow! Gelar Messi Lebih Banyak daripada PSG!
Seorang Anak Perempuan Tenggelam, Diduga Diseret Buaya
Man City Vs Real Madrid Dinihari Nanti, Pemain Ini Perlu Diwaspadai Los Blancos
Adi Prihantara Dilantik Jadi Sekdaprov Kepri
Semifinal Real Madrid vs Man City: Los Blancos Waspadai Agresivitas The Citizens