Sambut Hari Guru 2022, Paradigma Mengelola Pendidikan Berkesadaran di Madrasah

- Kamis, 24 November 2022 | 10:52 WIB
H. Muhammad Nasir. S.Ag.MH, Kakan Kemenag Lingga. (istimewa)
H. Muhammad Nasir. S.Ag.MH, Kakan Kemenag Lingga. (istimewa)

(Bagian Pertama)

Oleh: H. Muhammad Nasir.S.Ag., M.H., Kakan Kemenag Lingga

Pendidikan Islam merupakan pendidikan holistic yang mengembangkan seluruh potensi kemanusiaan, baik dari sisi bathiniyyah maupun dhohiriah, baik dari sisi intelektualitas maupun moralitas, sisi skill maupun value (nilai).

Berkembangnya dunia pendidikan yang diiringi dengan pesatnya perubahan sosial terkadang tidak signifikan dengan keberhasilan dunia pendidikan dalam membangun generasi bermartabat mulia.

Di era globalisasi saat ini, dengan munculnya istilah Revolusi Industri 4.0 (selanjutnya disingkat 4IR) yang sudah dirasakan sejak 2011, telah membawa implikasi perubahan dalam skala lini kehidupan. Implikasi perubahan tersebut tidak hanya memasuki dunia industri dan politik tetapi juga dalam dunia pendidikan. Apalagi 4IR saat ini menjadi trend besar dan menjadi perhatian utama dunia.

4IR memiliki pengaruh besar pada perkembangan sosial, ekonomi dan politik di setiap negara. Ralf C. Schlaepfer dan Markus Koch menyebutkan bahwa bentuk-bentuk implikasi 4IR akibat perubahan secara fundamental adalah: Internet of Data, Internet of People, Internet of Service dan Internet of Things ( Ralf C.Schlaepfer dan Markus Koch: 2015).

Perubahan global yang terjadi akibat 4IR tersebut merupakan tantangan tersendiri bagi dunia pendidikan, khususnya di Madrasah. Sudah diyakini bersama bahwa pendidikan bukan hanya sekedar hak azasi manusia, tetapi juga sebagai alat strategis untuk membangun masyarakat ke arah yang lebih baik.

Secara transendensi pendidikan madrasah berfungsi mengarahkan manusia pada pemaknaan hakikat dirinya yang ada secara individual (ens individuale), sosial (ens sociale) dan berlingkungan (ens ecologicus). Pemaknaan tiga dimensi hakikat manusia ini dalam sepanjang sejarah peradaban, terfasilitasi secara signifikan melalui pendidikan.
Pendidikan madrasah dan berbagai kegiatannya menjadi wahana terdepan untuk menegaskan kedirian dan keberadaan manusia sebagai manusia, sekaligus memahami dan menghayati dirinya secara manusiawi.

Sebagaimana yang dijelaskan Allah SWT dalam Surat al-Ahqaaf (46): 26: “Dan sungguh, Kami telah meneguhkan kedudukan mereka (dengan kemakmuran dan kekuatan) yang belum pernah Kami berikan kepada kamu dan Kami telah memberikan kepada mereka pendengaran, penglihatan, dan hati; tetapi pendengaran, penglihatan, dan hati mereka itu tidak berguna sedikit pun bagi mereka, karena mereka (selalu) mengingkari ayat-ayat Allah dan (ancaman) azab yang dahulu mereka perolok-olokkan telah mengepung mereka. (QS. 46:26).

Praksis pendidikan madrasah mesti terarah untuk mengaktifkan secara seimbang antara fisik (hand on), perasaan (feel on), dan pikiran (mind on). Secara taksonomik keaktifan ini menjaga keseimbangan antara kognitif yang berkaitan dengan pengetahuan, afektif berkaitan dengan sikap dan perasaan manusia, dan psikomotor berkaitan dengan kemampuan mempraktekan atau menjalankan pengetahuan dan perasaaan secara nyata dalam keseharian hidup.

Pada dasarnya, pendidikan madrasah bertujuan untuk: 1) Menolong manusia menjadi pintar; 2) Membuat manusia menjadi baik. Kedua tujuan ini didasari pada argumen yang menyatakan bahwa memang ada perbedaan antara pintar dan baik. Itu sebabnya, pada zaman Plato masyarakat banyak mengonkretkan pendidikan karakter sebagai tujuan dari lembaga pendidikan, yaitu dengan mengimplementasikan materi yang berhubungan dengan moralitas, pengembangan intelektualitas, norma-norma, dan materi akhlak secara seimbang, yang bertujuan untuk menciptakan masyarakat yang sejahtera melalui kecerdasan yang dimiliki sehingga membuat dunia akan menjadi lebih baik. ( Thomas Lickona: 2014).

Untuk mewujudkan pendidikan berkesadaran sangat membutuhkan pengelelolaan yang tepat. Untuk maksud tersebut dibutuhkan manajemen pendidikan berkesadaran sebagai model manajemen holistik. Lalu bagaimana pendidikan berkesadaran itu dapat dilaksanakan khususnya di madrasah? Paradigma inilah yang akan kita jelaskan dalam opini kita yang singkat.

Mengelola pendidikan ber-kesadaran adalah model manajemen yang memfokuskan pada pengembangan potensi kemanusiaan secara komprehensif, sehingga dapat melaksanakan fungsi dan tugasnya sebagai wakil Tuhan (khalifatullah) untuk membangun dunia berdasarkan pada desain Allah yang terkandung dalam seluruh firman-Nya ( Aihu : 2020).

Pendidikan ber-kesadaran sangat berbeda dengan pendidikan di Barat yang konon dianggap maju. Pendidikan di barat yang berpadu dengan modernitas, lebih memfokuskan pembahasannya hanya pada bidang moral yang bersifat pada apa yang dipandang baik pada satu daerah tertentu atau bersifat lokal ( Syamsul Ma’arif : 2007 ).
Sementara dalam pendidikan berkesadaran menekankan pada keseluruhan prinsip agama, hukum dan regulasi yang berkaitan dengan moralitas, seperti penolakan terhadap otonomi moral yang tentu tidak sejalan dengan pendidikan moral itu sendiri, dan menekankan aspek ibadah sebagai dorongan (drive) dan motivasi perilaku. Dalam Surah Surah An-Nisa/4 ayat 149, dijelaskan: Jika kamu menyatakan suatu kebajikan, menyembunyikannya, atau memaafkannya suatu kesalahan (orang lain), maka sungguh, Allah Maha Pemaaf, lagi Mahakuasa. ( Qs. An-Nisa : 149 ).

Dari firman Allah SWT di atas, dapat dipahami bahwa ada kesamaan konsep antara pendidikan akhlak dan pendidikan berkesadaran. Dengan demikian, konsep pendidikan berkesadaran menekankan pada prilaku (sikap) dan pembiasaan siswa sehingga mampu dengan mudah menumbuhkan perilaku baik tanpa pertimbangan dalam berinteraksi di tengah-tangah masyakat (Asmaun Syahlan: 2021).

Halaman:

Editor: Feri Heryanto

Tags

Artikel Terkait

Terkini

SAKTI, Aplikasi Pengelolaan Keuangan yang Sakti

Senin, 29 Mei 2023 | 08:18 WIB

Batam Kekurangan Ratusan Guru SD dan SMP

Selasa, 2 Mei 2023 | 16:30 WIB

Disdik Tanjungpinang Luncurkan Program SICERDIK

Kamis, 15 Desember 2022 | 09:31 WIB

Reformasi Mutu Madrasah

Minggu, 4 Desember 2022 | 14:09 WIB

MAN IC Batam Juara Umum Lensa Paradigma Polibatam 2022

Minggu, 16 Oktober 2022 | 20:22 WIB

Meraih Prestasi dengan Cinta Budaya Literasi

Sabtu, 15 Oktober 2022 | 09:00 WIB

Korupsiologi

Selasa, 11 Oktober 2022 | 13:14 WIB
X